Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
سم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat
dan salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga dan para
sahabat dan pengikut yang istiqamah mengikuti beliau sampai ke hari
kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,Di dalam al-Qur'an ada satu surat yang dinamakan surat Luqman. Di dalam surat ini terdapat banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kata-kata nasehat Luqman al-Hakim kepada anaknya. Luqman
adalah ahli hikmah yang banyak dikaruniai oleh Allah SWT kebaikan
dengan kata-kata nasihatnya dan amal perbuatannya untuk mengajak manusia
kembali beriman kepada Allah SWT.
Di
dalam hadits Nabi SAW ada juga beberapa riwayat yang menceritakan kisah
Luqman dengan perangai manusia yang dia temui di zamannya. Di dalam setiap zaman perangai manusia ini sama saja tidak pernah berubah yang berbeda mungkin kemajuan dan suasannya saja.
Kisah Pertama:
Menurut
Ibn Jarir At-Thabari pula, berdasarkan hadis riwayat Khalid ar-Raj'ii:
Luqman adalah seorang hamba dari Habsyah yang bekerja sebagai seorang
tukang kayu. "Pada suatu hari, tuan Luqman menyuruh Lukman menyembelih seekor kambing dan membawanya dua bagian daging yang terbaik.
Perintah itu dilaksanakan Lukman dan dibawa kepada tuannya dua ketul daging terbaik yaitu hati dan lidah. Pada
keesokan harinya, tuannya kembali menyuruh Lukman menyembelih seekor
kambing lain dan membawakannya dua bagian daging yang terburuk.
Perintah itu juga dilaksanakan oleh Lukman dan dibawa dua bagian daging yang terburuk yaitu hati dan lidah. Tuannya
bingung lalu bertanya kepada Luqman maksud perbuatannya itu dan Lukman
berkata: "Sesungguhnya, bagi orang yang mulia, inilah harta terbaik
dimilikinya dan untuk mereka yang keji, inilah harta terkeji ada dalam
jasadnya."
Sesuailah dengan hadis Nabi SAW yang artinya:
"Sesungguhnya
dalam diri manusia itu ada segumpal daging. Jika daging itu baik, maka
baiklah seluruh anggota badannya tetapi seandainya daging itu rusak dan
kotor, maka kotor dan rusaklah seluruh anggota badannya. Daging yang
dimaksudkan ini adalah hati."(HR. Bukhari dan Muslim dari Nu'man bin Basyir)Rasulullah SAW mengingatkan, bahwa bahaya lidah adalah salah satu hal yang paling beliau khawatirkan. Sebabnya, semua amal akan berguguran jika lidah kita jahat. Suatu
kali salah seorang sahabat Sufyan al-Tsaqafi bertanya kepada Rasulullah
SAW: "Wahai Rasulullah, katakan kepadaku dengan satu hal yang aku akan
berpegang dengannya!" Beliau menjawab: "Katakanlah,` Rabbku adalah Allah
`, lalu istiqamahlah". Aku berkata: " Wahai Rasulullah, apakah yang paling tuan khawatirkan atasku? ". Beliau memegang lidah beliau sendiri, lalu bersabda:" Ini. " (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Begitulah
contoh kebijaksanaan Lukman dikaruniai hikmah dari Allah SWT selain
mendapat posisi dan makam yang amat mulia di sisi Allah SWT.
Kisah Kedua:
Dalam
sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk
ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, sedangkan anaknya sesuai
dari belakang. Melihat
tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, "Lihat itu orang
tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan
kaki."
Setelah
mendengarkan desas-desus dari orang banyak maka Luqman pun turun dari
himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat
yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang
tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh
kurang adab anak itu."
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang banyak berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu."
Karena
tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun
dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang
berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai."
Dalam
perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah
menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka, katanya,
"Sesungguhnya tidak terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka
orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada
Allah saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu. "
Kemudian
Lukman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah
rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya
tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga hal yaitu:
Pertama, tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya.
Kedua, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang).
Ketiga, hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya).
Dan lebih celaka lagi dari tiga hal itu adalah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya. "
Sesuailah dengan firman Allah SWT maksudnya: "Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah
kebanyakan dari prasangka (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang
dilarang) karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa
dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban
orang; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepada. (Oleh
itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada
Allah; Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
"(Surah al-Hujurat ayat 12)
Sahabat yang dikasihi,Marilah
sama-sama kita mengambil iktibar dua kisah Luqman al-Hakim yang di atas
agar selalu menjaga hati dan lidah kita agar tidak menjadi sakit dan
rusak karena kedua-duanya jika rusak akan menyebabkan diri kita akan
binasa dan dimurkai Allah SWT. Begitu juga jauhilah dari mengumpat dan berprasanggka buruk kepada saudara kita yang lain. Cepat-ceptlah kita kembali kepada Allah SWT dengan bertobat dan mohon ampun kepada-Nya.
Kamis, 09 Agustus 2012
Rabu, 08 Agustus 2012
Pertanyaan Heraklius Tentang Rahasia Kekalahan Pasukan Romawi
Al-Walid
bin Muslim berkata, Telah berkata kepadaku orang yang langsung mendengar dari
Yahya al-Ghassani yang mendengar cerita dari dua orang lelaki dari kaumnya,
keduanya berkata, “Ketika Kaum Muslimin turun memasuki Jordania, kami saling
berkata sesama kami bahwa Damaskus akan dikepung. Kamipun berangkat berusaha
mendapatkan informasi yang sebenarnya. Ketika kami dalam keadaan demikian
tiba-tiba datanglah utusan pendeta menyuruh kami untuk menghadapnya, kami
segera datang menemuinya. Dia bertanya kepada kami, “Apakah kalian berdua dari
warga Arab?” Kami menjawab, “Ya!”
Kemudian dia bertanya lagi, “Apakah kalian berdua beragama
Nasrani?” Kami menjawab, “Ya!” Dia berkata, “Hendaklah salah seorang dari
kalian pergi mencari informasi mengenai kaum muslimin dan lihat bagaimana
kondisi mereka? Sementara yang lainnya hendaklah bersiap-siap menjaga harta
saudaranya.” Salah seorang dari kami masuk mengintai. Tak berapa lama dia
kembali kepada pendeta memberitahukan apa yang dilihatnya sambil berkata, “Aku
datang membawa berita kepadamu tentang suatu kaum yang lembut. Mereka
mengendarai kuda yang telah tua dan lemah, pada malam hari mereka laksana
rahib-rahib ahli ibadah dan di siang hari mereka adalah penunggang kuda yang
tangguh. Mereka sibuk memperbaiki anak panah dan meruncingkan tombak. Jika
engkau mengajak teman dudukmu untuk berbicara maka ia tidak akan paham apa yang
engkau katakan disebabkan riuh-rendahnya suara mereka membaca al-Qur’an dan
berdzikir.”
Setelah itu sang pendeta berkata kepada para sahabatnya, “Telah
datang kepada kalian suatu kaum yang tak mungkin dapat kalian kalahkan.”Ahmad bin Marwan al-Maliki meriwayatkan dalam al-Mujalasah, dia berkata, Telah berkata
kepada kami Abu Ismail at-Tirmizi, dia berkata, Telah berkata kepada kami Abu
Muawiyah bin Amru dari Abu Ishaq, dia berkata, “Tidak satupun musuh yang dapat
duduk tegar di atas untanya ketika berhadapan dengan para sahabat Nabi.
Ketika berada di Anthakiyah, Heraklius bertanya kepada para pasukan Romawi yang kalah
perang, “Celakalah kalian,
beritahukan kepadaku tentang musuh yang kalian perangi. Bukankah mereka manusia
seperti kalian juga?” Mereka menjawab, “Ya!” Heraklius
kembali bertanya, “Apakah
jumlah kalian lebih banyak daripada jumlah mereka atau sebaliknya?”
Mereka menjawab, “Jumlah
kami lebih banyak berlipat ganda dari jumlah mereka di setiap tempat.”
Heraklius bertanya lagi, “Jadi
kenapa kalian kalah?”
Maka salah seorang yang dituakan dari mereka menjawab, “Kami kalah disebabkan mereka shalat
di malam hari, berpuasa di siang hari, mereka menepati janji, mengajak kepada
perbuatan ma’ruf mencegah dari perbuatan mungkar dan saling jujur sesama
mereka. Sementara kita gemar meminum khamr, berzina, mengerjakan segala yang
haram, menyalahi janji, menjarah harta, berbuat kezhaliman, menyuruh kepada
kemungkaran, melarang dari apa-apa yang diridhai Allah dan kita selalu berbuat kerusakan di bumi.” Mendengar
jawaban itu Heraklius berkata, “Engkau telah berkata benar.“
Dinukil
dari Kitab : KITAB AL-BIDAYAH WAN NIHAYAH
IBNU
KATSIR
“Demi Allah, Saya akan Melaksanakan Sholat di Masjid”
Nabi sallallahu `alayhi wa sallam bersabda,” Ada dua nikmat di mana banyak manusia terpedaya di dalamnya, yaitu sehat dan waktu luang. ” [Shahih Bukhari, Kitab 81, Bab 1, Hadits No 6.412, hal 1232.]
Ini adalah kisah nyata. Jika Allah memberi Anda hidayah, ini dapat mengubah hidup, cara berpikir, dan tujuan utama dalam hidup Anda.
Ini adalah cerita tentang seseorang dari Bahrain bernama Ibrahim Nasser. Dia telah lumpuh total sejak lahir dan hanya dapat menggerakkan kepala dan jarinya. Bahkan bernapasnya dilakukan dengan alat bantu.
Pemuda ini sangat ingin bertemu syekh Nabeel Al-Awdi. Maka, ayah Ibrahim pun menghubungi syekh lewat telepon untuk mengatur kunjungan ke Ibrahim.
Ibrahim sangat senang melihat syekh Nabeel membuka pintu kamarnya. Kita hanya bisa melihat kebahagiaan dari ekspresi wajahnya karena ia tidak dapat berbicara.
Lalu syekh Nabeel dan Ibrahim mulai berbicara tentang Dakwah di internet dan perjuangannya yang diperlukan. Mereka juga saling bertukar cerita.
Dan selama percakapan mereka itu, syekh Ibrahim Nabeel melontarkan pertanyaan. Sebuah pertanyaan yang membuat Ibrahim menangis… dan air mata bergulir di pipi Ibrahim. Ibrahim tidak bisa menahan tangisnya ketika ia ingat beberapa kenangan masa lalunya yang menyakitkan. Apakah Anda tahu pertanyaan apa yang membuat Ibrahim menangis? Syekh itu bertanya: “Oh Ibrahim .. jika Allah telah memberi kesehatan kepadamu … apa yang akan kamu lakukan?” Dan dengan demikian Ibrahim menangis tersedu-sedu, dan ia membuat syekh, ayahnya, pamannya dan semua orang di ruangan menangis .. bahkan pria yang memegang kamera pun menangis juga. Dan jawabannya adalah: “Demi Allah saya akan melaksanakan shalat di masjid dengan sukacita .. Saya akan menggunakan nikmat kesehatan saya dalam segala sesuatu yang akan menyenangkan Allah SWT.” **** Saudara – saudariku, Allah telah menganugerahi kita dengan kelincahan dan kesehatan. Tapi kita tidak melaksanakan (mendirikan) ibadah shalat kita di masjid! Dan kita duduk berjam-jam di depan komputer atau TV! “Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf: 37). Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang benar & menjaga diri kita agar tetap berpendirian teguh.
Dan selama percakapan mereka itu, syekh Ibrahim Nabeel melontarkan pertanyaan. Sebuah pertanyaan yang membuat Ibrahim menangis… dan air mata bergulir di pipi Ibrahim. Ibrahim tidak bisa menahan tangisnya ketika ia ingat beberapa kenangan masa lalunya yang menyakitkan. Apakah Anda tahu pertanyaan apa yang membuat Ibrahim menangis? Syekh itu bertanya: “Oh Ibrahim .. jika Allah telah memberi kesehatan kepadamu … apa yang akan kamu lakukan?” Dan dengan demikian Ibrahim menangis tersedu-sedu, dan ia membuat syekh, ayahnya, pamannya dan semua orang di ruangan menangis .. bahkan pria yang memegang kamera pun menangis juga. Dan jawabannya adalah: “Demi Allah saya akan melaksanakan shalat di masjid dengan sukacita .. Saya akan menggunakan nikmat kesehatan saya dalam segala sesuatu yang akan menyenangkan Allah SWT.” **** Saudara – saudariku, Allah telah menganugerahi kita dengan kelincahan dan kesehatan. Tapi kita tidak melaksanakan (mendirikan) ibadah shalat kita di masjid! Dan kita duduk berjam-jam di depan komputer atau TV! “Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf: 37). Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang benar & menjaga diri kita agar tetap berpendirian teguh.
Langganan:
Postingan (Atom)